Ini Dia 5 Tempat Wisata Religi di Jakarta yang Menarik untuk Dikunjungi
Sat, 22 Jun 2019 - 02:06 PM
Setiap kali mendengar kata Jakarta, bayangan yang muncul di benak hampir setiap orang adalah suasana yang panas, padatnya arus lalu lintas, gedung-gedung yang menjulang tinggi, mal-mal dan pusat perbelanjaan, gemerlap lampu malam dan berbagai hal yang terkait dengan keduniawian.
Padahal, banyak tempat di ibukota yang memberikan atmosfir untuk me-refresh hati dan pikiran, sekaligus meningkatkan keimanan. Sebagian dari tempat-tempat tersebut menjadi objek wisata religi yang dikunjungi banyak wisatawan. Berikut beberapa tempat wisata religi Islami yang ada di Jakarta.
1. Masjid Istiqlal
Masjid terbesar se-Asia Tenggara ini dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan dirancang oleh seorang arsitek beragama Kristen anak seorang pendeta yang bernama Frederich Silaban.
Menempati lahan seluas 93.200 meter2, Masjid Istiqlal memiliki daya tampung sebanyak 200.000 jamaah. Selain megah, gaya arsitektur dari masjid ini sangat istimewah dengan kubah utama berdiameter 45 meter, menara tunggal setinggi 96,66 meter serta ditopang 12 pilar berbentuk melingkar. Keindahannya semakin terlihat menyolok lewat dinding dan lantai yang dilapisi marmer serta hiasan ornamen geometrik yang dibuat dari baja anti karat.
Masjid Istiqlal berlokasi di pusat kota, tepatnya di JL. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat. Nama masjid ini diambil dari bahasa Arab yang artinya “merdeka”.
2. Masjid Agung Sunda Kelapa
Berlokasi di JL. Taman Sunda Kelapa No.16, Menteng, Jakarta Pusat, Masjid Agung Sunda Kelapa menempati area seluas 9.920 meter2. Masjid ini didirikan pada tahun 1960 dengan arsitek dari ITB (Institut Teknologi Bandung) bernama Ir. Gustaf Abbas.
Masjid ini memiliki tampilan yang unik karena bangunannya menyerupai perahu yang menjadi simbol dari pelabuhan Sunda Kelapa tempo dulu yang menjadi tempat para saudagar muslim datang ke Indonesia untuk berdagang sekaligus menyebarkan agama Islam.
Keunikan lain dari bangunan masjid ini adalah tidak adanya simbol-simbol yang umumnya melekat pada bangunan masjid, seperti kubah, ornamen bintang – bulan, bedug dan berbagai simbol yang lain.
3. Makam Mbah Priuk
Wisata religi yang satu ini merupakan cagar budaya berupa area yang didalamnya terdapat 13 makam, salah satu diantaranya adalah makam Habib Hasan al Hadad yang dikenal dengan sebutan Mbah Priuk.
Kompleks makam ini tidak pernah sepi dari para peziarah, utamanya pada malam Jum’at. Di dalam kompleks terdapat sumber air yang tidak pernah kering dengan aliran airnya yang segar untuk berwudlu atau mencuci muka. Ramainya para peziarah itulah yang mendorong pemerintah DKI Jakarta berencana untuk membangun masjid apung beserta fasilitas penunjangnya, meski hingga kini rencana tersebut belum terealisasi.
4. Masjid Cut Mutia
Masjid yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda ini, desainnya sama sekali tidak mencerminkan bangunan masjid karena tidak memiliki kubah maupun menara. Begitu juga bagian dalam masjid, terlihat unik karena letak mihrab berada di samping kiri dan tidak di tengah sebagaimana masjid-masjid pada umumnya. Sementara posisi shaf tidak simetris alias miring, karena posisi masjid tidak menghadap tepat ke arah kiblat.
Berbagai keunikan yang menimbulkan tanda tanya tersebut, baru bisa terjawab setelah mempelajari sejarah dari bangunan Masjid Cut Mutia. Ternyata, awalnya bangunan ini memang tidak dibuat untuk masjid melainkan untuk kantor NV De Bouwpleg atau kantor biro arsitek dan pengembang pada masa pemerintahan Belanda.
Bangunan ini kemudian beralih fungsi dengan dijadikan masjid pada tahun 1987 lewat SK Gubernur DKI No.5184/1987 dan diberi nama yang sama dengan jalan yang melintang di depannya yaitu Masjid Cut Mutia.
Karena bangunan warisan Belanda tersebut merupakan cagar budaya, maka meski fungsinya telah berubah menjadi masjid, namun tidak boleh dirombak secara total. Itu sebabnya, renovasi hanya dilakukan dengan memotong sebagian anak tangga, merombak bagian mihrab dan memiringkan shaf 15 derajat ke arah kanan agar menghadap persis ke arah kiblat.
5. Masjid Ramlee Mushofa
Nama masjid ini diambil dari nama pemiliknya yaitu, H. Ramlee dan nama tiga anaknya yaitu Muhammad, Sopian dan Fabian. H. Ramlee adalah seorang pengusaha sukses keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf. Saat berkunjung ke Agra India sekitar tahun 60an, dia terinspirasi melihat keindahan Taj Mahal dan impiannya tersebut dia wujudkan dalam bentuk bangunan masjid 40 tahun kemudian.
Untuk mewujudkan bangunan masjid yang diimpikannya tersebut butuh waktu yang tidak sebentar, karena proses pembangunannya memakan waktu sekitar 5 tahun dengan menggunakan material yang terbaik, salah satu diantaranya adalah marmer yang didatangkan langsung dari Turki dan Italia.
Setelah masjid benar-benar berdiri, wajah Taj Mahal terlihat jelas pada bagian luar masjid. Begitu indahnya masjid ini, sehingga saat baru dibuka, kawasan Danau Sunter yang menjadi lokasi dari bangunan masjid ini selama beberapa minggu macet total, disebabkan banyaknya pengunjung yang tertarik untuk melihat dari dekat “Taj Mahal Indonesia”.
Tidak hanya sisi luarnya saja yang mengundang decak kagum, bagian dalam masjid juga akan membuat siapapun terperangah. Dinding bagian dalam masjid dihiasi dengan kaligrafi huruf China yang dipadukan dengan huruf Arab dan Bahasa Indonesia. Sementara pada bagian atasnya terdapat lonceng besar yang menjadi ciri dari budaya China. (*)