Objek-objek Wisata Religi Islami dengan Nilai Sejarah yang Tinggi di Lombok

Objek-objek Wisata Religi Islami dengan Nilai Sejarah yang Tinggi di Lombok

Sun, 23 Jun 2019 - 02:19 PM

Memiliki panorama alam yang indah, Lombok menjadi pesaing utama Destinasi Wisata Bali dalam merebut hati wisatawan mancanegara. Bedanya, sejak tahun 2016 Lombok gencar mengkampanyekan “Wisata Halal Lombok”, sehingga bagi umat muslim, pulau yang menjadi bagian dari propinsi Nusa Tenggara Barat ini layak untuk dijadikan pilihan utama.

Tidak hanya Panorama Eksotis Alam Lombok nya saja yang memukau, Lombok juga memiliki cukup banyak objek wisata religi yang bersentuhan dengan Islam, beberapa diantaranya bahkan memiliki nilai history yang tinggi terkait dengan masuknya agama Islam ke NTB, sehingga bisa dijadikan sebagai tambahan pengetahuan sekaligus sebagai bahan renungan. Berikut beberapa objek wisata di Lombok yang memiliki nilai history yang tinggi.

1.    Masjid Kuno Bayan Beleq


Ikon pariwisata budaya ini diperkirakan sudah berusia ratusan tahun dan menjadi salah satu saksi dari sejarah masuknya Islam di Pulau Lombok. Memiliki bangunan seluas 9 x 9 meter, Masjid Kuna bayan Beleq berdiri di atas sebuah bukit dengan dikelilingi makam-makam penyebar agama Islam masa itu.

Masjid ini menggunakan pondasi batu kali berlantai tanah dengan dinding yang rendah dan terbuat dari anyaman bambu. Bagian atasnya menggunakan atap santek menurut bahasa Dayan Gunung, yaitu bilah-bilah bambu yang disusun rapi berbentuk tumpang. Sepintas lalu masjid ini menyerupai bangunan rumah tradisional masyarakat Bayan, sehingga sulit untuk dibedakan dengan rumah penduduk sebelum masuk ke dalam.

Di dalam masjid pengunjung dapat menjumpai bedug berbahan kayu yang digantung pada tiang atap dan sebuah makam besar atau makam beleq yang merupakan makam dari Gaus Abdul Rozak, salah seorang penyebar agama Islam di Lombok.

Selain itu terdapat pula makam-makam tokoh-tokoh agama lainnya yang juga penyebar agama Islam yang juga ikut membangun dan mengurus masjid yang makamnya berada di sisi kanan, kiri dan bekang masjid.
 
2.    Makam Selaparang


Terletak di Kampung Presak, Desa Selaparang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Kompleks Makam Selaparang merupakan salah satu peninggalan sejarah yang erat kaitannya dengan Kerajaan Selaparang, sebuah Kerajaan Hindu pada abad XIII – XVI yang hancur pada tahun 1357 saat Kerajaan Majapahit melakukan ekspedisi Angkatan laut ke wilayah tersebut.

Setelah hancurnya kerajaan Hindu, berdiri Kerajaan Selaparang yang menggunakan sendi-sendi Islam dalam menjalankan pemerintahannya. Kerajaan Selaparang Islam ini dikenal memiliki prajurit serta armada laut yang tangguh, sehingga saat Belanda hendak memasuki kawasan Selaparang sekitar tahun 1667 – 1668, berhasil dipukul mundur.

Berkunjung ke Makam Selaparang akan membuat kita terkenang akan kejayaan Kerajaan Islam tempo dulu. Karena pada salah satu makam yang ada di lokasi, terukir relief bertuliskan huruf Arab dan huruf transisi dari Jawa Kuna ke Bahasa Bali yang bunyinya “La ilaha ilallah, wa Muhammadun radul, ulla”   

Namun banyak pengunjung yang memiliki niat lain saat berziarah ke kompleks makam ini, yaitu berharap dapat segera menemukan jodoh. Karena ada satu mitos yang dipercaya masyarakat bahwa mereka yang berziarah dengan membasuh muka terlebih dahulu menggunakan air yang ada di kompleks pemakaman lalu menaburkan bunga di atas tiga makam keramat, maka orang tersebut akan segera menemukan jodoh.

Ketiga makam yang dikeramatkan tersebut konon adalah makam Raja Selaparang, makam Ayah dari Raja Selaparang dan makam dari Gajah Mada yang tidak lain adalah Mahapatih dari Majapahit yang mengucapkan Sumpah Palapa untuk mempersatukan bumi Nusantara.

3.    Makam Batu Layar


Wisata ziarah Makam Batu Layar dipercaya oleh masyarakat sebagai makam tokoh Islam dari Baghdad, keturunan Nabi Muhammad SAW yang bernama Sayid Duhri Al Haddad Al Hamdrami. Ada juga yang mengatakan makam dari Syeh Sayid Muhammad Al Bagdadi. Namun yang pasti jasad yang dimakamkan di Makam Batu Layar adalah makam dari tokoh yang menyebarkan agama Islam di Pulau Lombok.

 Pada hari-hari biasa makam ini tidak begitu ramai, meski selalu saja ada yang datang berziarah. Namun pada musim haji dan pada lebaran topat (ketupat) atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri, pengunjung yang datang bersiarah bisa mencapai ratusan orang.

Banyaknya pengunjung pada kedua momen tersebut disebabkan oleh dua hal, pertama adanya tradisi nyekar. Lewat tradisi ini penduduk yang berziarah dalam salah satu prosesinya mengambil air lingkuk emas, dan air tersebut selanjutnya dibasuhkan ke wajah anak mereka dengan harapan anaka tersebut kelak menjadi anak yang saleh dan sukses dunia akhirat.

Alasan kedua karena makam ini dipercaya sebagai tempat yang keramat dan tempat yang tepat untuk membayar nazar atau janji. Sehingga mereka yang telah mememperoleh apa yang diinginkan dalam hal ini dapat berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, maka akan membayar nazar dengan berziarah ke Makam Batu Layar.

4.    Makam Loang Baloq


Dalam Bahasa Sasak, Loang Baloq memiliki arti Lubang Buaya. Hal tersebut merujuk pada kepercayaan masyarakat setempat bahwa di dalam lobang Pohon Beringin Raksasa yang ada di lokasi pemakaman tersebut berdiam seekor buaya yang umurnya sudah ratusan tahun.

Area pemakaman ini memang tertutup oleh sebuah pohon beringin raksasa, sehingga sepintas lalu tidak seperti pemakaman. Padahal di lokasi terdapat puluhan makam dan yang membuat kompleks pemakaman ini istimewah adalah adanya tiga makam yaitu makam Syekh Maulana Gaus Aburrazak, makam Datuk Laut dan makam Anak Yatim.

Sebagaimana diketahui, Syekh Maulana Gaus Aburrazak merupakan ulama besar dari Baghdad yang menyebarkan agama Islam sekitar abad XVIII dari Palembang hingga pesisir pantai Ampenan sebelum akhirnya singgah di Lombok untuk mengajarkan agama Islam pada warga setempat.

Selain berziarah, mereka yang datang tidak sedikit yang menggelar ritual, seperti ritual ngurisan atau potong rambut anak balita, ritual untuk membayar nazar atau berdoa meminta jodoh, minta dimudahkan rejeki, dinaikkan pangkat dan jabatan, dan sebagainya. Mereka yang menyampaikan nadzar biasanya akan melakukan ritual dengan mengikat sesuatu pada akar gantung pohon beringin.

Bagaimana Sobat Wisata, Hitung-hitung kita sambil menikmati Keindahan akan Eksotisnya Sunset Spot wisata lombok , tidak ada salahnya kita berwisata religi juga kan yah.



Tag Terkait :

Religi


by Abu Tholib

Share :