Wisata Religius Islami Di Kota Wali
Thu, 20 Jun 2019 - 01:42 PM
Berada di wilayah paling utara Jawa Timur, Tuban menjadi salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah, Kab. Rembang. Menduduki posisi yang sangat strategis, Tuban pada dulunya merupakan pelabuhan utama kerajaan Majapahit dalam mengatasi jalur dagang.
Dikarenakan territorial Tuban yang juga berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sehingga tak sedikit penduduk yang merupakan nelayan dalam keseharian mereka. Kabupaten Tuban menjadi salah satu wilayah yang dijadikan sebagai tempat dakwah oleh para Ulama pada zaman dulu.
Seperti halnya Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi yang mengawali kegiatan berdakwah ajaran Islam ke masyarakat disana. Lambat laun, Islam pun mulai berkembang dan semakin banyak pendakwah yang mulai ikut menyebarkan ajaran Islam di tanah Tuban ini. Sunan Bonang, Syekh Subakir, Sayyid Abdullah Asy’ari, dan masih banyak lagi yang lain.
Oleh karena itu, Tuban mendapatkan julukan kota para Wali. Selain itu, Tuban juga memiliki destinasi wisata religi yang bisa dikunjungi baik di hari libur maupun di hari – hari biasa. Berikut ulasannya.
Destinasi Wisata Religi di Kota Wali Tuban
1. Masjid Agung Tuban
Terletak di sebelah alun – alun kota, Masjid Agung Tuban menjadi ikon dari Kabupaten Tuban itu sendiri. Selain arsitekturnya yang megah, bangunan yang berada di dalam masjid ini sangatlah mewah, karena terbuat dari batu – batuan istimewa. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario yang merupakan bupati Tuban yang ke 7 kala itu.
Dalam kesehariannya, Masjid Agung ini menjadi cikal bakal penyebaran Islam di seluruh wilayah Tuban dengan dikomandoi oleh Sunan Bonang pada masa itu. Sehingga pusat pendidikan dalam memeluk ajaran Islam juga terdapat dalam masjid ini.
2. Masjid Ashabul Kahfi Al Maghribi
Sesuai dengan namanya, masjid ini terdapat berada di bawah tanah (Goa). Masjid ini memang sengaja di desain untuk berada di dalam goa, karena di Tuban sendiri merupakan tempat yang memiliki banyak goa dalam wilayah teritorialnya. Salah satunya di Jalan Gedungombo, Kec. Semanding ini yang menjadi kawasan wisata sekaligus tempat ibadah.
Disini orang akan berdecak kagum dengan arsitektur yang dibangun. Menjadikan orang yang melakukan ibadah disini tak henti – hentinya untuk mengingat kebesaran Allah. Masjid bawah tanah ini di desain langsung oleh Kyai Subhan, yang menjadikan masjid tersebut untuk digunakan sebagai majelis ilmu (Pondok Pesantren).
Hal ini akan semakin menarik minat dari peziarah untuk berwisata religi ke Kota Wali ini.
3. Makam Sunan Bonang
Wali songo merupakan salah satu kunci berkembang pesatnya agama Islam di tanah Jawa. Sunan Bonang merupakan salah satu dari beberapa Ulama kala itu yang menjadi pendakwah ajaran Islam di tanah Jawa, khususnya daerah Jawa Timur (Tuban) dan daerah Jawa Tengah (Rembang).
Sunan Bonang sendiri pada mulanya lebih aktif berdakwah di daerah Jawa Tengah, yang mana pada saat itu memang masih menjadi satu wilayah Majapahit, yang mana pada akhirnya Sunan Bonang juga bertemu dengan muridnya Sunan Kalijogo.
Selepas itu beliau wafat dan dimakamkan di daerah Bonang, Tuban.
Namun, ada yang mengatakan bahwa di Rembang juga terdapat makam Sunan Bonang. Sejarah adanya dua makam tersebut dikarenakan dulunya terdapat murid Sunan Bonang yang membawa kain kafan tersebut untuk diletakkan di tempatnya. Sehingga makam Sunan Bonang terletak di dua wilayah berbeda, tapi makam yang asli berada di kawasan Bonang tersebut.
4. Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi
Diketahui dari sejarah yang tertulis dalam buku – buku peradaban Islam di Nusantara, Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi merupakan salah satu penyebar Islam pertama kali di tanah Jawa. Ayahanda dari Raden Rachmat (Sunan Ampel) ini dulunya juga termasuk pedagang yang hendak berjualan di kawasan Majapahit.
Alasan datangnya Syekh Maulana ini dikarenakan adik putrinya (Dewi Darawati) hendak dinikahkan dengan raja Majapahit kala itu. Bagi peziarah yang ingin berkunjung ke Makam Syekh Maulana Asmaraqandi terletak di wilayah Gesikharjo, Kab. Tuban, pengunjung juga tidak dipungut biaya apapun.
5. Makam Sunan Geseng
Pada dulunya, Sunan Geseng atau Cokrojoyo ini merupakan santri dari Sunan Kalijaga. Beliau merupakan pengikut setia. Waktu itu, beliau diberi amanah oleh Sunan Kalijaga untuk menunggu sebilah bamboo yang ditancapkan ke tanah hingga Kanjeng Sunan kembali menghampirinya.
Saking lamanya Cokrojoyo bertapa telah banyak tumbuhan liar yang hinggap di tubuh Cokrojoyo. Hingga Kanjeng Sunan membangunkan Cokrojoyo dengan membakar seluruh belukar yang merambati tubuhnya. Anehnya, Cokrojoyo tetap hidup walau dibakar oleh Kanjeng Sunan, namun tubuhnya gosong akibat api yang berkobar.
Mulai saat itu, Cokrojoyo ini mulai disebut dengan Sunan Geseng yang berarti orang yang bertubuh Gosong. Sepeninggalnya Sunan Geseng, beliau dimakamkan di desa Gesing, Kec. Semanding, Kab. Tuban. Pengujung bisa datang langsung ke kompleks pemakaman Sunan Geseng yang berada di wilayah pedesaan tersebut.