Giri Gisik, Kota Religi Tepi Pantai
Wed, 12 Jun 2019 - 01:28 PM
Gresik atau Giri Gisik yang menurut Thomas Rafles dalam bukunya yang berarti “Gunung Tepi Pantai”, yang merupakan simbol dari kota yang berada di pinggiran pantai Laut Jawa. Histori yang pernah diceritakan, gresik merupakan tempat yang menjadi pusat perdagangan di tanah Jawa kala itu. Dimulai dari Gujarat, Tiongkok, Arab, dan Champa (Kamboja). Berdasarkan sejarah yang ditemukan, Gresik menjadi gerbang awal ajaran Islam berkembang di tanah Jawa, karena pada saat itu kebanyakan dibawa oleh para pedagang tersebut. Hal itu ditandai dari beberapa makam kuno yang terdapat di kawasan tersebut, seperti halnya makam Fatimah Binti Maimun.
Gresik sendiri diresmikan menjadi sebuah Kabupaten pada tahun 1974, yang pada awalnya territorial gresik masuk pada daerah otonom Surabaya waktu itu. Seiring dengan berjalannya waktu, lambat laun gresik mulai banyak dikenal orang sebagai wilayah Industri yang dipelopori oleh Semen Indonesia yang pertama kali didirikan pada tahun 1953. Namun, masyarakat disana juga tidak memungkiri bahwa dulunya gresik merupakan pintu awal masuknya Islam di tanah Jawa ini. Dengan begitu, disana juga terdapat beberapa tempat religi peninggalan dari beberapa pendakwah Islam kala itu di Gresik. Berikut ulasan singkatnya.
1. Makam Fathimah Binti Maimun
Terletak di desa Leran Kec. Manyar, Kab. Gresik. Makam Fathimah Binti Maimun ini merupakan makam Islam yang paling tua di kawasan Asia Tenggara. Diketahui, pada dulunya Fathimah merupakan anak dari pasangan Sultan Mahmud Syah yang berasal dari Iran, dan Aminah dari Aceh. Tugas yang diemban oleh Fathimah, adalah mengislamkan raja Majapahit kala itu.
Fathimah pun bersedia untuk diamanahi tugas oleh ayahandanya sendiri, beliau pun berangkat dan menetap di desa Leran, yang sekarang menjadi tempat makamnya. Pada saat itu, dua orang disuruh pergi untuk menyampaikan pesan yang dibawa oleh Fathimah terhadap raja Majapahit. Namun, pembawa pesan itu dibunuh oleh sang Raja. Tak lepas hanya disitu, setelah wafatnya Fathimah Binti Maimun, Raja Majapahit turut andil dalam pemakaman Putri Sultan Mahmud tersebut, dengan memberikan pekuburan ala Hindu berupa bangunan candi kecil.
2. Syekh Maulana Malik Ibrahim
Menjadi yang tertua dalam dalam deretan Wali Songo yang ada di tanah Jawa, Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang biasa disebut sebagai Syekh Maghribi menjadi salah satu pendakwah Islam yang pertama kali menyebarkan ajaran di tanah Jawa. Sejarah mengatakan bahwa Syekh Maghribi merupakan seorang pedagang dari Gujarat pada mulanya, yang pada akhirnya turut menyebarkan ajaran Islam di kawasan Gresik tersebut.
Beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal 822 H (1419 M) yang mana pada saat itu merupakan kejayaan kerajaan Majapahit. Makam beliau terletak di daerah Gapuro Sukolilo yang berjarak sekitar 200 M dari kawasan Alun – alun kota Gresik. Pada saat haulnya akan banyak peziarah lokal maupun internasional yang datang berkunjung ke makam.
3. Makam Sunan Giri
Anak dari Raden Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu ini berjuluk Raden Paku pada masa kecilnya. Namun, setelah berguru ke Sunan Ampel julukan tersebut dirubah menjadi raden Ainul Yakin. Dikarenakan diantara para santri Raden Rachmat hanya beliau lah yang pada saat itu bersinar terang pada malam hari. Hal itu memberikan petunjuk bahwa anak ini memiliki keistimewaan dalam dirinya. Tak berselang lama pun, Raden Rachmat menyuruh beliau untuk kembali ke tanah lahirnya, yang berada di kawasan Giri, Kab. Gresik. Bersamaan dengan datangnya beliau, disana dibangun pula pondok pesantren yang terletak di daerah Sidomukti, Kec. Kebomas berdekatan dengan kompleks Makam Sunan Giri. Ada yang bilang bahwa, kompleks Giri Kedaton tersebut merupakan tempat pemerintahan Sunan Giri pada awal penyebaran Islam dahulu.
Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M, lalu dimakam diatas bukit cungkup yang memiliki arsitektur khas Jawa yang sangat unik. Tak jarang pengunjung datang dari wilayah setempat, mulai dari penduduk lokal hingga Kalimantan, Lombok, Flores, Ternate, Maluku dan masih banyak lainnya.
4. Bukit Surowiti
Pada dulunya bukit Surowiti ini merupakan petilasan dari Sunan Kalijaga yang pada saat itu berkunjung ke Gresik. Petilasan ini juga sangat menarik karena terletak di kawasan Pegunungan Surowiti yang berada pada ketinggian 260 mdpl. Kawasan ini selalu ramai pengunjung. Selain untuk melakukan ziarah pada pengunjung juga bisa menikmati pemandangan alam yang disuguhkan dari atas bukit. Tak sedikit pengunjung yang rela untuk menunggu senja di sore hari dan menikmatinya dari atas pegunungan Surowiti tersebut.
Pada hari senin sampai kamis, merupakan hari padat pengunjung untuk melakukan ziarah di petilasan sunan Kalijaga tersebut. Bukit ini terletak di daerah Surowiti, Kec. Panceng, Kab. Gresik. Tidak disertai harga tiket masuk, para pengunjung bebas untuk berwisata ke daerah tersebut.