Demak, Pusat Kerajaan Para Wali

Demak, Pusat Kerajaan Para Wali

Sat, 27 Apr 2019 - 12:00 AM
Terletak di kawasan Jawa Tengah, Demak merupakan salah satu tempat yang memiliki sejarah besar pada zaman dahulu. Pernah menjadi sebuah kerajaan, Demak juga menjadi pusat pemerintahan Islam kala itu. Dipimpin oleh seorang Raden Patah, Demak resmi menjadi sebuah wilayah territorial tersendiri. Tak hanya itu saja, Demak juga memiliki kebudayaan yang beraneka ragam, dibuktikan dengan banyaknya kesenian daerah yang seringkali ditampilkan setiap tanggal tertentu. Seperti halnya : Barongan Singo, Tari Zippin Pesisiran, Rebana Hadroh Kademangan, dan masih banyak lagi.
Banyaknya proses kebudayaan yang ada disana karena dipengaruhi oleh adanya beberapa Ulama yang pada dulunya turut menyebarkan ajaran Islam dengan kearifan lokal. Sehingga kesenian yang ada dipadu – padankan dengan kegiatan masyarakat sehari – hari kala itu. Bisa dilihat dari banyaknya destinasi religi berikut yang dapat anda kunjungi:

1.    Makam Kadilangu
Sunan Kalijaga merupakan murid dari Sunan Bonang yang berada di Tuban. Sunan Kalijaga dulunya merupakan penduduk asli desa Kadilangu ini, yang mana beliau merupakan putra asli kerajaan kala itu. Namun, sifat “nakal” nya membuat banyak orang geram, sehingga beliau banyak dicari orang untuk dibunuh.
Kenakalan dari Raden Umar Sa’id ini bukan tak berdasar, beliau seringkali melakukan pencurian untuk digunakan dan diberikan kepada rakyat yang kurang mampu. Karena kerajaan sering meminta upeti yang berlebih kala itu. Lalu tak lama bertemulah Raden Umar Sa’id dengan Sunan Bonang di sebuah hutan, dan pada saat itu pula Raden Umar Sa’id berguru kepada Sunan Bonang.
Setelah menjadi santri dari Sunan Bonang, Sunan Kalijaga kembali ke daerah asalnya, yakni di Demak tersebut, dan beliau menyebarkan agama Islam disana dengan proses dakwah yang mampu untuk diterima oleh masyarakat sekitar. Seusai wafat, Sunan Kalijaga dimakamkan di desa Kadilangu, Kec. Kadilangu, Kab. Demak.

2.    Masjid Agung Demak
Pada dulunya, Demak ini merupakan tempat berkumpulnya para Wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Karena demikian, akhirnya dibangunnya lah sebuah masjid yang didirikan langsung oleh para Wali kala itu. Dengan bantuan dari kerajaan Demak Raden Patah.
Area Masjid Agung ini dulunya juga menjadi pusat pendidikan yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga ketika menyebarkan Islam di tanah Demak ini. Disini juga terdapat museum Masjid Agung, didalamnya pula terdapat peninggalan para wali. Para pengunjung pun, juga dapat mengetahui gambaran lebih rinci bagaimana penyebaran Islam di tanah Jawa pada zaman dahulu. Selain dapat menikmati wisata edukatif, para peziarah juga bisa menikmati suasana masjid yang tenang dan tentram.  Untuk lokasi nya, masjid Agung terletak di daerah Kauman, Kab. Demak.

3.    Makam Raja – Raja Kerajaan Demak
Pada mulanya, dapat diketahui bahwa pulau Jawa merupakan sentral dari kerajaan besar Hindu – Budha Majapahit sebelum datangnya Wali Songo. Setelah kedatangan Wali Songo, banyak kerajaan Hindu – Budha yang mulai terkikis dan tergantikan dengan kerajaan – kerajaan Islam. Kerajaan Demak merupakan salah satunya. Dipimpin oleh Raden Patah, Demak menjadi kerajaan Islam yang berjaya di kawasan Nusantara, dibandingkan dengan kerajaan Islam yang lain. Hingga beberapa tahun lamanya kerajaan Demak berada di puncak kejayaan-nya, tibalah masa turunnya kerajaan Demak sepeninggal Raja – raja terdahulu. Masing – masing raja tersebut dimakamkan di kawasan Demak, tepatnya di kelurahan Bintoro, Kec. Kauman. Disanalah letak peristirahatan terakhir para penguasa Demak pada zaman dulu.
Untuk ke Bintoro sendiri, lokasinya tidak berjauhan dengan kompleks makam Sunan Kalijaga. Sehingga para peziarah dapat sekalian berkunjung ke dua tempat wisata religi yang terdapat di area Demak.

4.    Makam Syekh Abdullah Muzakir
Belakangan ini mulai ramai didatangi oleh para pengunjung, yakni Makam Syekh Abdullah Muzair. Kompleks makam tersebut berada di desa Bedono, Kec. Sayung, Kab. Demak. Lokasinya yang berada di atas air tepatnya di perairan laut menjadikan tempat ini terbilang unik. Meskipun seringkali terguyur oleh derasnya ombak lautan, namun makam Syekh Abdullah Muzakir tetap kokoh berdiri diatas laut Jawa. Merupakan sebuah karomah dari Syekh Abdullah Muzakir.
Menurut cerita yang beredar, pada dulunya Syekh Abdullah Muzakir merupakan seorang pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia. Karena menurut penduduk setempat, Syekh Muzakir hidup pada tahun 1900 – 1960-an. Beliau berasal dari kampong Wringinjajar akan tetapi, bepergian dan menyebarkan ajaran Islam di pesisiran pantai Sayung.

5.    Pusat Rebana dan Kaligrafi di Demak
Berkunjung ke kota Wali, kurang lengkap kalau pulang tanpa membawa oleh – oleh. Di Demak sendiri merupakan sentra dari beberapa kesenian yang seringkali dijadikan sebagai pajangan di rumah. Salah satunya adalah kerajinan kaligrafi, yang banyak terletak di kios – kios kawasan Masjid Demak.
Selain itu, Demak juga menjadi pusat dari kerajinan tangan Rebana yang biasanya digunakan untuk mengiringi sholawat Nabi. Rebana buatan Demak merupakan salah satu yag terbaik di Nusantara.


Tag Terkait :

Religi


by Darwin

Share :